Tampilkan postingan dengan label menjadi. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label menjadi. Tampilkan semua postingan
Sabtu, 09 November 2013
Cara Mengubah Cerita Menjadi Naskah Drama
Semua Tentang Cara, Cara tentang, Cara mengubah cerita mejadi Naskah Drama
Kamu dapat menyusun naskah drama berdasarkan cerita. Kamu dapat mencari ide cerita, kemudian mengubahnya menjadi bentuk naskah drama. Di samping itu, kamu dapat mengubah cerita menjadi naskah drama. Baiklah kita simak Langkah-Langkah Mengubah Cerita Menjadi Naskah Drama :
1. Membaca dengan saksama cerita yang akan diubah menjadi naskah drama. Hal-hal yang harus kamu
temukan saat membaca cerita sebagai berikut.
a. Latar cerita (latar waktu, latar tempat, atau latar suasana); Latar yang kamu temukan akan diubah
menjadi setting dalam naskah drama yang kamu buat.
b. Tokoh-tokoh dan perwatakannya
Tokoh-tokoh yang kamu temukan dalam cerita akan menjadi pelaku dalam naskah drama.
Contoh:
Tokoh Martini : Wanita setengah baya, seorang ibu rumah tangga, emosional, rendah diri, dan sangat
b. Tokoh-tokoh dan perwatakannya
Tokoh-tokoh yang kamu temukan dalam cerita akan menjadi pelaku dalam naskah drama.
Contoh:
Tokoh Martini : Wanita setengah baya, seorang ibu rumah tangga, emosional, rendah diri, dan sangat
mencintai suami serta anak-anaknya
c. Teknik menentukan karakter tokoh dalam cerita
Pelukisan tokoh-tokoh cerita dapat dibedakan menjadi dua teknik, yaitu teknik analitik dan teknik
c. Teknik menentukan karakter tokoh dalam cerita
Pelukisan tokoh-tokoh cerita dapat dibedakan menjadi dua teknik, yaitu teknik analitik dan teknik
dramatik.
1) Teknik analitik/secara langsung
Teknik analitik menggambarkan watak/karakter tokoh secara langsung dengan menyebutkan sifat,
1) Teknik analitik/secara langsung
Teknik analitik menggambarkan watak/karakter tokoh secara langsung dengan menyebutkan sifat,
watak, tingkah laku, dan ciri fisik tokoh.
2) Teknik dramatik
Teknik dramatik tidak menggambarkan karakter tokoh secara langsung, menulis naskah drama
2) Teknik dramatik
Teknik dramatik tidak menggambarkan karakter tokoh secara langsung, menulis naskah drama
berdasarkan kaidah penulisan naskah drama. Sebelumnya, kamu dapat berlatih mengubah cerpen
menjadi naskah drama.
Karakter tokoh digambarkan sebagai berikut.
a) Percakapan sang tokoh atau tokoh lain.
b) Tingkah laku atau perbuatan tokoh yang mencerminkan sifat.
c) Pikiran sang tokoh atau tokoh lain.
d) Tempat atau lingkungan sang tokoh.
2. Mencatat dialog/percakapan yang terdapat dalam cerita.
Contoh:
. . . .
”Maaf, saya sangat menyesal. Lampu itu terjatuh sendiri ketika saya senam pagi . . . .”
Kalimatnya terpotong. Kemudian ia menghambur ke kamar. Ia menunggu suaminya masuk ke kamar.
”Saya menyesal,” kata Martini lagi, mencoba menekan perasaanya sampai wajahnya basah bergetar
Karakter tokoh digambarkan sebagai berikut.
a) Percakapan sang tokoh atau tokoh lain.
b) Tingkah laku atau perbuatan tokoh yang mencerminkan sifat.
c) Pikiran sang tokoh atau tokoh lain.
d) Tempat atau lingkungan sang tokoh.
2. Mencatat dialog/percakapan yang terdapat dalam cerita.
Contoh:
. . . .
”Maaf, saya sangat menyesal. Lampu itu terjatuh sendiri ketika saya senam pagi . . . .”
Kalimatnya terpotong. Kemudian ia menghambur ke kamar. Ia menunggu suaminya masuk ke kamar.
”Saya menyesal,” kata Martini lagi, mencoba menekan perasaanya sampai wajahnya basah bergetar
menahan gejolak. Sesaat keheningan melayang sangat tajam. Kemudian terdengar suara Suseno yang
dingin penuh kepercayaan. ”Peristiwa ini tidak usah diributkan, bukan?”
. . . .
3. Mengubah dialog/percakapan yang terdapat dalam cerpen menjadi dialog/ percakapan dalam naskah
. . . .
3. Mengubah dialog/percakapan yang terdapat dalam cerpen menjadi dialog/ percakapan dalam naskah
drama.
Contoh:
Martini : (Masuk ke dalam ruangan dengan mata terbelalak dan napas tertahan) Maaf, saya sangat
Contoh:
Martini : (Masuk ke dalam ruangan dengan mata terbelalak dan napas tertahan) Maaf, saya sangat
menyesal. Lampu itu terjatuh sendiri ketika saya senam pagi . . . .
(Kalimat tidak diteruskan. Kemudian, lari ke kamar dan menunggu suaminya masuk ke kamar)
Suseno : (Mengikuti Martini dan duduk di sebelah Martini. Kemudian, berkata dengan penuh
(Kalimat tidak diteruskan. Kemudian, lari ke kamar dan menunggu suaminya masuk ke kamar)
Suseno : (Mengikuti Martini dan duduk di sebelah Martini. Kemudian, berkata dengan penuh
kepercayaan) Peristiwa ini tidak usah diributkan, bukan?
4. Mengubah latar cerita menjadi setting pada drama.
Contoh:
Setting : Menggambarkan sebuah rumah dalam suasana yang menegangkan. Ada ruang keluarga dan
4. Mengubah latar cerita menjadi setting pada drama.
Contoh:
Setting : Menggambarkan sebuah rumah dalam suasana yang menegangkan. Ada ruang keluarga dan
ruang tidur. Di ruang keluarga terdapat sofa dan sebuah meja. Suseno dan anaknya duduk di sofa.
Suseno sedang membaca koran.
5. Menulis naskah drama
Rangkaikan tokoh, setting, dan dialog yang telah kamu buat menjadi sebuah naskah drama. Agar tidak
5. Menulis naskah drama
Rangkaikan tokoh, setting, dan dialog yang telah kamu buat menjadi sebuah naskah drama. Agar tidak
membingungkan, buatlah terlebih dahulu kerangka cerita. Kerangka cerita tersebut berdasarkan tahapan
alur cerita.
a. Tahap perkenalan adalah tahap atau bagian yang menceritakan atau membicarakan waktu, tempat
a. Tahap perkenalan adalah tahap atau bagian yang menceritakan atau membicarakan waktu, tempat
terjadinya cerita, dan tokoh dalam drama. Tahap perkenalan merupakan awal cerita drama.
b. Tahap pertikaian adalah tahap mulai terjadinya pertikaian atau konflik antartokoh dalam drama.
c. Tahap klimaks adalah tahap meruncing atau memuncaknya pertikaian atau perselisihan dalam drama
b. Tahap pertikaian adalah tahap mulai terjadinya pertikaian atau konflik antartokoh dalam drama.
c. Tahap klimaks adalah tahap meruncing atau memuncaknya pertikaian atau perselisihan dalam drama
oleh para pelaku.
d. Tahap peleraian adalah munculnya peristiwa atau kejadian yang memecahkan persoalan yang dihadapi
d. Tahap peleraian adalah munculnya peristiwa atau kejadian yang memecahkan persoalan yang dihadapi
oleh para pelaku.
e. Tahap penyelesaian adalah bagian yang memperlihatkan tokoh utama menyelesaikan persoalan. Tahap
e. Tahap penyelesaian adalah bagian yang memperlihatkan tokoh utama menyelesaikan persoalan. Tahap
penyelesaian dapat menyenangkan dapat pula menyedihkan. Jangan lupa berikan judul pada naskah
drama tersebut. Judul naskah dramamu dapat sama dengan judul cerita yang kamu ubah.
Rabu, 30 Oktober 2013
Alasan Jari Menjadi Keriput Saat Basah
Jari-jari yang berubah menjadi keriput ketika basah bisa jadi merupakan sebentuk adaptasi agar kita bisa menggenggam lebih kuat dalam kondisi basah. Hipotesis tersebut disampaikan Mark Changizi ahli neurobiologi evolusioner di 2AI Labs, di Boise, Idaho, Amerika Serikat.
Hasil studi Changizi bersama koleganya yang dipublikasikan dalam jurnal Brain, Behavior, and Evolution itu bertentangan dengan anggapan umum bahwa jari menjadi keriput karena menyerap air. Menurut Changizi, keriput pada jari yang basah berfungsi seperti alur pada ban. Keriput membentuk kanal sebagai tempat mengalirnya air ketika kita menekan ujung jari pada permukaan yang basah. Inilah yang menyebabkan cengkeraman jari-jari pada permukaan yang basah menjadi lebih kuat.
Changizi bersama timnya mempelajari 28 foto jari-jari yang keriput karena air. Pengamatan tim itu menemukan kesamaan pola berupa kanal panjang tak bertalian yang merupakan percabangan dari titik di atas jari.
Saat kita menekankan jari, tekanan terjadi dari ujung jari ke belakang. Berbeda dengan bagian samping jari tempat air dapat mengalir dengan mudah, bagian datar pada jari mirip dataran tinggi dimana air bisa menggenang. Keriput terbentuk pada dataran ini karena, "Di situlah kanal terbentuk untuk mengalirkan air," jelas Changizi.
Ia akan menguji hipotesisnya tersebut untuk melihat apakah orang yang jari-jarinya keriput dapat menggenggam lebih baik dalam kondisi basah.
TeKaPe
Langganan:
Postingan (Atom)